ada satu titik masa dalam hidupku
ketika kumemilih untuk memelankan laju
kuhirup udara di sekitarku dalam-dalam
kureguk panorama sekitarku
kusyukuri napasku hari itu.
waktu terus berlari,
lambat laun diri ini kembali terperosok
terseret masuk ke dalam spiral keriuhan dunia
berebut menjadi yang terdepan.
menggegas pencapaian.
memenangkan penilaian dari orang lain.
terdepan. tercepat. terbaik.
tanpa disadari kutelah kembali berjalan di rute
yang semakin hari semakin toxic
saat jalan itu semakin menjauhkanku dari diriku yang sejati
maka satu pilihan nyata mesti kuambil
memilih keluar dari rute itu
dan kembali.