Saat Tiba Waktunya Memilih SD

Jeng … jeng …jeng

Ya, akhirnya tibalah waktunya bagi saya untuk memilah-milih SD bagi anak saya. Hmm..sebetulnya, Radi baru akan saya daftarkan masuk SD tahun ajaran depan saat usianya genap 7 tahun (karena anaknya masih betah di TK :D). Tapi untuk survei sekolah, lebih baik menetapkan pilihan lebih awal biar udah nggak galau pas sekolah-sekolah mulai buka pendaftaran. Ya kan?

Lagi pula, bagi saya memilih SD ini setahap lebih serius daripada saat memilih TK dulu. Lamanya waktu bersekolah selama rentang enam tahun adalah salah satu alasannya. Belum lagi usia 7 tahun hingga abege adalah tahun-tahun keemasan bagi pengembangan karakter anak. Memilih SD itu ibaratnya kita tengah memilihkan rumah kedua bagi anak kita, karena di sanalah dia akan menghabiskan sebagian besar porsi tahun-tahun keemasannya.

Berhubung kemarin suami lagi nggak ngantor dan mengusulkan survei bareng-bareng selagi Radi di sekolah, maka berangkatlah kami. Di luar perkiraan semula, ternyata kami sempat menjelajah ke tiga tempat meski hanya melakukan survei singkat.

Berikut secuplik review hasil pengamatan saya:

 

  1. SD Hikmah Teladan

Jadi, sekolah pertama yang kami survei adalah SD Hikmah Teladan. Saya cukup sering mendengar tentang nama SD HT ini, terutama dari lingkungan keluarga. Konon SD HT ini SD yang nggak mainstream dan memiliki program-program gebrakan yang cukup inovatif. Tapi dari segi jarak, lokasi SD ini terhitung yang terjauh dari rumah. Selama di perjalanan, saya sudah mewanti suami, kayaknya SD ini harus “wow banget” kalau sampai kami memilihnya. Well, here it goes…

Begitu sampai, kami ditunjukkan satpam ke arah gedung TU. Dan di sana, kami disambut seorang bapak yang bersedia menjelaskan tentang konsep SD HT (meski suara pesawat mendarat dan lepas landas sesekali memecah konsentrasi kami dan menenggelamkan suara pelan si bapak) *baru nyadar, lokasi SD ini mungkin agak-sedikit-terlalu dekat bandara*

 

Visi SD HT:

“Menjadi sekolah terdepan dalam menerapkan konsep pendidikan anak merdeka.”

 

SD HT ini banyak sekali peminatnya. Saat kami survei di bulan Januari, mereka sudah tutup pendaftaran untuk tahun ajaran 2018/2019. Beliau menyarankan bila kami berminat mendaftar untuk tahun depan, kami sebaiknya sudah mendaftar di bulan Juli saat tahun ajaran baru dimulai. Setelah mencantumkan kontak, kami nanti akan dihubungi saat sekolah melakukan sosialisasi/pengenalan kepada orangtua. Bila setelah sosialisasi, orangtua berminat, baru mereka diperkenankan mengisi formulir pendaftaran.

SD Hikmah Teladan tidak mengklaim sebagai SD Islam, tapi mereka menjalankan pengajaran selayaknya sekolah Islam. Terlihat jelas dari seragam murid perempuan yang dilengkapi kerudung, lalu ada pelajaran mengaji dan sholat dhuha di awal jam belajar setiap hari.

SD Hikmah Teladan adalah sekolah inklusif (menerima anak-anak berkebutuhan khusus, seperti anak dengan spektrum autis, ADHD, dan semacamnya). Satu kelas berisi 28 murid (26 murid reguler, dan 2 jatah murid berkebutuhan khusus) dengan 2 guru kelas dan 1 guru pendamping murid berkebutuhan khusus. Jam belajar dimulai pukul 07.30-13.50 (kelas 1 dan 2). Untuk kelas 3-6 sampai pukul 15.00 sore.

Program-program di luar kelas yang dijalankan sekolah saya akui cukup menarik. Di antaranya, ada program Wisata Buku (kegiatan berbelanja buku setiap 2 bulan sekali), Panggung Berani (memotivasi setiap anak agar pede tampil di depan umum), Unjuk Kerja (proyek bersama kelas), dan Family Day (outing sekali setahun bersama keluarga dan guru). Kegiatan humanioranya pun menarik (sebetulnya semacam ekskul) dan banyak pilihan. Siswa boleh memilih aktivitas humaniora yang diminati, mulai dari musik, memasak, sulap, merajut, catur, kepanduan, pencinta alam, kreasi daur ulang, … Dan murid diberi kesempatan dan waktu untuk mencobai berbagai kegiatan ini, sebelum kemudian menetapkan pilihan. Fleksibilitas ini cocok sekali bagi anak kecil yang masih perlu mencicipi berbagai pengalaman sebelum bisa menemukan minatnya dan menjalankannya dengan konsisten. Selain aktivitas humaniora yang dikelola sekolah, ada juga pilihan klub ekskul yang bekerja sama dengan pihak luar.

Terlihat sekali sekolah ini mengutamakan pada “proses” bukan “hasil”. Motto yang mereka sebarluaskan, “Berani Gagal, Berani Mencoba.” Setiap ada ajang lomba, mereka suka mendorong muridnya untuk turut berpartisipasi, tapi bukan titel kemenangan yang mereka harapkan. Targetnya, adalah agar siswa SD HT bersangkutan semakin percaya diri, semakin semangat belajar dan mencoba, serta mampu memperkaya pengalamannya. Demikian penuturan sang bapak perwakilan SD HT.

 

Biaya Pendidikan SD Hikmah Teladan Tahun Ajaran 2018-2019:

1.      Psikotes & Adm Rp.          300.000
2.      Uang Pangkal Rp.     12.250.000
3.      SPP & Catering Juli Rp.           870.000
4.      Seragam 3 setel Rp.           500.000
5.      Buku/LKS 1 tahun Rp.           500.000
6.      Uang Kegiatan/tahun Rp.           600.000
7.      Asuransi Kecelakaan Rp.             40.000
Total Rp.    15.060.000

Bagi siswa inklusi ada tambahan Rp. 525.000 per bulan.

Saat kelas 3 SD, ada kenaikan biaya SPP.

Untuk tahun ajaran berikutnya (2019-2020) kemungkinan akan ada kenaikan 1 juta.

 

  1. SD IT Nur Al Rahman

Sekolah berikut yang kami kunjungi, SDIT Nur Al Rahman. Lokasinya paling convenient dari rumah alias paling dekat. Begitu tiba di lokasi, kesan pertama yang kami dapatkan adalah betapa sekolah ini sangat mengedepankan prestasi. Ada spanduk super-jumbo di muka sekolah yang memajang foto-foto siswa yang baru-baru ini menyabet prestasi, lengkap dengan identitasnya (entah itu Olimpiade Fisika, Matematika, Taekwondo, and so on). Karena keterbatasan waktu, kami hanya sempat celingak-celinguk sedikit mengamati gedung dan ruang kelasnya. Fasilitas sekolahnya sih cukup wah. Untuk kelas satu, toilet disediakan di dalam kelas. Ada deretan wastafel di pinggir lapangan (mungkin untuk membiasakan anak mencuci tangan dan piring bekal masing-masing dengan mandiri). Lapangan dan area bermain terlihat agak minimalis. Apalagi dengan adanya pembangunan gedung SMP baru (plus gedung TK) kok terkesan semakin berdesakan dan berebutan lahan.*ini kesan pengamatan dari luar yah karena kami memang tidak sempat menjelah keseluruhan* Konon katanya ada fasilitas kolam renang juga di sini.

 

Visi SD IT Nur Al Rahman:

“Berakhlak mulia, mandiri, dan unggul dalam prestasi menuju insan Indonesia bermartabat, cerdas komprehensif dan kompetitif.”

 

Jam belajar untuk kelas 1 dan 2 dimulai pukul 07.00-13.45, sementara kelas 3-6 dari pukul 07.00-15.30 (bada ashar). Jam belajar diawali dengan tahfidz selama 2 jam pelajaran. Ada 28 murid di kelas, dengan 2 guru. Sayang, sepertinya tidak ada program-program khas sekolah di luar jam belajar yang ditawarkan. Maksud saya, adalah program kegiatan yang menjadikannya “beda” dari sekolah lain, program yang bisa mendukung pengembangan diri siswa selain dari kegiatan ekskul (entah di bidang literasi, kepercayaan diri untuk tampil, atau apalah.) Entah memang tidak ada, atau bapak TU yang menjelaskan yang kurang tahu. Beliau hanya menyebutkan soal field trip setiap semester (yang saya tahu setiap sekolah pun ada). Saya pun membolak-balik lembar brosur, tapi memang program semacam itu tidak disebut sedikit pun. Yang dicantumkan di brosur, hanya pemaparan target SQ, IQ, EQ dan PQ (Physical Quotient) bagi para siswa. Poin-poin target akademisnya cukup spesifik dan ambisius sih (buat saya)—nilai rata-rata ujian siswa adalah 80, hafal AlQuran 2 juz (juz 29&30) plus hadits-hadits dan doa-doa pilihan, mampu menyusun karya ilmiah. *hmm kelihatannya sekolah ini agak terlalu condong “otak kiri”*

Ekskul yang ditawarkan sih cukup beragam (Pramuka, Tari, Vokal & Nasyid, Menggambar, Kaligrafi, Dokcil dan Marching Band). Meski pelajaran komputer di SD dihapus dan digeser ke ekskul. Sesi tanya jawab pun ditutup dengan dorongan agar anak saya sesegera mungkin didaftarkan di sana mumpung masih ada kesempatan. Oh ya, dari beliau, saya jadi tahu kalau sekarang nggak ada tes calistung untuk masuk SD. Hanya ada psikotes, alias tes kematangan siswa. Beliau menjamin, selama anaknya cukup umur (sudah 6 tahun) dan bisa mengikuti pelajaran, pasti masuk. *tapi anaknya kepingin TK B dulu, pak* 😛 Lagi pula, dengan bobot akademis seperti yang diterapkan di SD IT Nur Al Rahman, sepertinya saya tidak akan menggegas Radi untuk segera masuk. Bagi saya, sebaiknya si anak lebih puas bermain dan lebih matang dulu sebelum tiba waktunya saya bebani dia dengan tumpukan target IQ/EQ/SQ/PQ sebagaimana tercantum di brosur.

 

Biaya Pendidikan SD IT Nur Al Rahman Tahun Ajaran 2018-2019

1.      Infak Pendaftaran Rp.    450.000
2.      Infak Pengembangan Rp. 13.500.000
3.      Infak Kegiatan Rp.    1.800.000
4.      SPP/bulan Rp.    1.150.000
5.      Seragam Laki-Laki Rp.    1.200.000
             Seragam Perempuan Rp.    1.400.000
Total Murid Laki-Laki Rp. 18.100.000
Total Murid Perempuan Rp. 18.300.000

SPP ada kenaikan saat kelas 3 SD.

 

  1. SD Plus Nurul Aulia

Kunjungan tur singkat keliling SD kami berakhir di SD Plus Nurul Aulia. Ia tidak mengklaim sebagai SD IT, tapi karena memiliki kurikulum tambahan di luar dari kurikulum nasional, jadilah nama sekolahnya ditambah dengan embel-embel SD Plus. Dari segi lokasi, letaknya di tengah-tengah antara SD HT dan Nur Al Rahman. Tak begitu jauh, tak begitu dekat.

           

Visi SD Plus Nurul Aulia:

“Dengan iman dan takwa, SD Plus Nurul Aulia siap menjadi sekolah dasar termaju, berbudaya, serta tangguh menghadapi tantangan global.”

           

Untung, sesuai dengan namanya, saya mendapat kesan positif (Plus) pula begitu memasuki sekolah. Saat tiba, satpam langsung mengantar kami ke ruang tata usaha, dan di sana kami disambut dengan hangat meski kami datang bukan untuk mendaftar, bukan pada masa sosialisasi dan sedang jam belajar. Ada dua wanita di ruangan itu dengan baju pink cerah yang menyambut kami dan siap menjawab segala pertanyaan kami dari A hingga Z. Sama sekali tidak tampak kelabakan meladeni dua orang tamu tak diundang yang ujug-ujug mau survei.

Jam belajar untuk SD kelas 1 & 2 dimulai pukul 07.00-13.30. Untuk kelas 3-6 SD dari pukul 07.00-14.30. Sekolah diawali dengan shalat dhuha dan mengaji dengan metode yanbu’a *si wanita TU itu kemudian dengan sigap mengambilkan contoh buku pelajaran mengajinya untuk ditunjukkan kepada saya*. Menariknya, sebelum sesi belajar dimulai, ada program GLS (Gerakan Literasi Sekolah) yang diadakan rutin selama 15 menit di awal sekolah. Ini memang bukan program baru, dan beberapa sekolah memang sudah menggalakkan program GLS sesuai himbauan pemerintah. Namun mengetahui SD Nurul Aulia turut mengadopsi kebijakan ini, dan membayangkan nanti saya menyiapkan buku cerita favorit Radi untuk dibawanya ke sekolah (selain buku teks pelajaran) jadi nilai plus tersendiri. *meski hanya 15 menit* Selain program GLS, ada juga “gerobak baca” dan penghargaan “Duta Baca” bagi siswa. Jadi untuk program penggiatan literasi, SD Nurul Aulia lumayan okelah.

Selain kurikulum nasional, SD Plus Nurul Aulia memberlakukan kurikulum tambahan, meliputi: tahfidz, yanbu’a, bahasa arab (mulai kelas 4), bahasa inggris, komputer, pramuka. Ada 24 murid di kelas, dengan 2 orang guru.

Ada ekskul wajib, yaitu renang dan bulu tangkis. Masing-masing diadakan setiap 2 minggu sekali saat jam pelajaran (bukan tambahan waktu pelajaran di hari Jumat atau Sabtu), selang-seling antara murid laki-laki dan perempuan (kalau minggu ini laki-laki lagi renang, perempuan bulu tangkis, begitu sebaliknya). SD ini memiliki kolam renang sendiri. Pilihan ekskulnya cukup banyak: mulai dari olahraga, keagamaan, seni dan bahasa, science, dokcil dan paskibra. Ada juga klub/sanggar: robotic, taekwondo, art and craft, english club, cooking class, cinematography, … *jadi pusing mo milih yang mana*

Beberapa program kegiatan yang rutin diadakan, di antaranya: GLS, periksa kesehatan umum, gigi & mata, bank sampah, kegiatan 3R (reduce, reuse, recycle). Oh ya, Nurul Aulia memiliki konsep sebagai sekolah berwawasan lingkungan dan telah memenangkan beberapa penghargaan sebagai “green school”. Kelihatan dari suasana sekolahnya yang cukup asri dan rapi. Nurul Aulia juga memiliki program penghargaan yang diberikan bagi siswa-siswanya. Ada penghargaan Student of the Month, Class of the Month, Duta Lingkungan Hidup, Duta Baca, Dokcil, Tahfidz Terbaik, Tilawah Terbaik, Hafidz Juz 30 (bukan 30 juz :P). Sapa tau Radi nanti jadi semangat meraih pin Student of the Month atau Duta Baca yaa hihi… Tapi menilai dari karakternya, kemungkinan besar si bocah malah akan menghindar sejauh-jauhnya wkwkkk :D.

 

Biaya Pendidikan SD Plus Nurul Aulia

1.      Pendaftaran dan Tes Kematangan Rp.      450.000
2.      SPP/bulan Rp.      675.000
3.      Dana Sumbangan Pendidikan Rp. 11.900.000
4.      Kegiatan Rp.    2.300.000
5.      Seragam Sekolah Rp.    1.320.000
6.      Buku Rp.        550.000
Total Rp.  17.195.000

SPP di atas belum termasuk biaya katering (10.000/hari belajar efektf). Tambahin aja kira-kira 200.000. Tapi katering hanya diwajibkan untuk kelas 1-2, mulai kelas 3 SD siswa boleh memilih untuk membawa bekal makan siang sendiri dari rumah.

SPP flat dari kelas 1 sampai tamat.

***

Demikian sekilas “review-reviewan” tiga SD (versi sayah) di lingkungan sekitar saya. Untuk memilih sekolah nanti, semua kembali ke visi misi yang dipegang orangtua karena pandangan masing-masing terhadap pendidikan anaknya bisa berbeda-beda. Saya akui, rasanya mustahil bisa menemukan satu sekolah yang SEMPURNA, yang semua poinnya sesuai dengan keinginan kita. Tapi minimal ya pilihlah yang paling mendekati, yang paling sreg bagi orangtua dan (yang terpenting) paling sesuai bagi kondisi anaknya. Berikut, tinggal kita tambal yang kurangnya di rumah. Ingat, rumahlah madrasah pertama anak, dan guru-guru di sekolah hanya pengajar sekunder.

 

 

“Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.”

                                                                              —Ki Hajar Dewantara

UPDATE:

4. SD Tridaya Tunas Bangsa

 

Berhubung kemarin berkesempatan menyurvei satu SD lagi yang tampak menjanjikan, saya tuliskan di sini reviewnya:

 

Slogan SD Tridaya, “Ramah, Unggul dan Berkarakter.” Begitu saya masuk ke ruang administrasi, ada seorang pegawai wanita yang dengan ramah menjelaskan tentang konsep sekolah plus membawa saya tur keliling sekolah. Yang paling membuat saya terkesan dari SD Tridaya adalah fasilitasnya. Untuk SPP seharga itu (masih di bawah SD Nurrahman dan Al-Azhar) sarana dan prasaranya terbilang cukup wow. Setiap kelas dilengkapi TV LED, komputer, ruang kelas lega, ada pojok baca (reading corner). Ada art class, komputer class, improvement class (untuk terapi ABK), music class. Bahkan sekarang sedang dibangun fasilitas lift di gedung empat lantai ini. Sayang mushola agak mungil dan tidak ada masjid di area sekolah. Minusnya juga, saya tidak melihat adanya area lapangan hijau. Dan ini selera pribadi ya, tapi kalau saya entah mengapa kurang suka sekolah tanpa taman dan lapangan hijau, dan hanya menghabiskan waktu bermain di dalam gedung (hm.. a bit claustrophobic, maybe :P). Dan karena gedung bercampur dengan PG/TK di lantai satu, kelas 1 baru di lantai dua, rasanya agak kelewat ramai di dalam satu gedung tertutup itu.

Untuk program belajar, saya acungi jempol. Kegiatan belajar sangat dinamis dan kelihatan banget sekolah ingin menanamkan cara belajar yang fun fun fun. Ada program unjuk kabisa yang melatih anak untuk pede tampil di depan umum, kegiatan cooking, membuat project, pelajaran alat musik. Ada cukup banyak pilihan ekskul juga (yang populer, membuat animasi). Untuk program literasi, ada jam belajar khusus untuk anak berkunjung ke perpus dan meminjam buku, selain juga ada pojok baca yang memuat rak buku di setiap kelas. Saya suka banget dengan konsep setiap anak memiliki buku jurnal (selain buku komunikasi dgn orgtua). Anak jadi dibiasakan untuk menulis dan mengekspresikan diri. Minusnya, kalau saya lihat, mungkin karena sekolah ini baru berdiri empat tahun, jadi belum ada jebolan alumninya dan kita belum bisa menakar kemampuan bersaing lulusannya dengan SD-SD lain. Siswa paling tua baru duduk di kelas 4 SD tahun ini, kelas 5 dan 6 baru ada ruangannya doang.

Oh ya, SD Tridaya tidak mengaku sekolah Islam, tapi berhubung 100% muridnya beragama Islam saat ini, kurikulumnya sangat Islami. Ada pembiasaan shalat Dhuha setiap pagi, ada muroja’ah hafalan dan belajar baca Quran. Murid perempuan disiapkan kerudung sebagai tambahan seragam tapi tidak diwajibkan. Murid laki-laki bercelana panjang. Setiap kelas berisi 25 murid dengan 2 orang guru. Jam belajar untuk kelas 1 SD mulai pukul 7.30 – 13.30. Kalau ikut ekskul, biasa mulai pukul 14.30-15.30 (weekdays). Yang perlu dicatat, SD Tridaya hanya membuka sedikit kuota bagi murid dari luar. Prioritas diperuntukkan bagi para alumni TK Tridaya lebih dulu sementara mereka hanya menerima 50 murid (2 kelas) setiap tahunnya. Jadi kalau tertarik mendaftarkan anak untuk bersekolah di sini, harus buru-buruu.. siapa cepat dia dapat 😛  Kalau mau browsing-browsing lebih jauh, berbeda dari kebanyakan SD, situs sakolatridaya.com cukup aktif.

 

Biaya Pendidikan SD Tridaya Tunas Bangsa (tahun ajar 2018-2019)

1.      Pendaftaran dan Tes Kematangan Rp.      550.000
2.      SPP/bulan Rp.      800.000
3.      Dana Sumbangan Pendidikan Rp. 13.000.000
4.      Kegiatan Rp.    2.200.000
5.      Seragam Sekolah Rp.    1.000.000
Total Rp.  17.550.000

SPP di atas belum termasuk biaya katering (10.000/hari belajar efektf). Tambahin aja kira-kira 200.000. Tapi katering tidak wajib, boleh membawa bekal snack dan lunch dari rumah.

SPP flat dari kelas 1 sampai tamat.

 

10 pemikiran pada “Saat Tiba Waktunya Memilih SD

  1. terima kasih informasinya sangat membantu..anak saya juga akan masuk SD tahun 2019 jadi harus mulai survey dari sekarang. Saya malah berencana pindah alamat ke dekat SD yang akan dipilih untuk memudahkan mobilitas . Kalau ada update mohon bisa dishare lagi ya.

  2. bun, beberapa bulan lalu saya sempat survey ke beberapa SD/MI di Cimahi, Asih Putera, Assakinah, Fitrah Insani dan Nurul Aulia.. sepertinya saya juga condong ke Nurul Aulia

  3. Assalamu’alaikum, salam kenal y mba…Terima kasih ulasannya ini membantu banget untuk gambaran sy.. Anak sy jg mau masuk SD cuma masih tahun depan (2020), ini posisi rumahnya kykny deket nih.. Sy jg paling deket sama sd nur al rahman, tp kyknya prefer sd nurul aulia atau HT deh.. Oh yg asih putera belum nemu ulasannya nih.
    Jd tahun ini Radi mulai SD ya? Pilihan fix nya ke sd apa ya? Nanti update hasil pilihan nya ya mba.. Penasaran hehe, Jazakillah khair

    • Waalaikumsalam, salam kenal jg mbk. Alhamdulillah klo bermanfaat. Ada beberapa SD sekitar rumah yg ga disurvei karena memang tidak masuk daftar pilihan kami. Jadi cuma survei ke 4 tempat ini. 😊Iya, anak sy insyaAllah masuk tahun ini. Udah daftar ke sekolahnya, tapiii karena menyangkut informasi pribadi anak, saya lebih nyaman menyampaikan pilihan sekolahnya lewat DM. Boleh ke email nuraini_mastura@yahoo.com atau ig ainkanaufan,mbk hehe

Tinggalkan Balasan ke ainkavandia Batalkan balasan